Percepatan tanah puncak

Seismogram Gempa bumi Turki–Suriah 2023 (M7,8) dari nilai maksimum yang tercatat.

Percepatan tanah puncak (bahasa Inggris: peak ground acceleration, disingkat PGA) adalah percepatan tanah maksimum yang terjadi ketika gempa bumi menggetarkan suatu lokasi. Nilai percepatan tanah puncak ini sama dengan amplitudo percepatan absolut terbesar yang terekam pada akselerogram di suatu tapak selama suatu gempa bumi berlangsung.[1] Getaran gempa bumi secara umum merambat ke tiga arah. Dengan demikian, percepatan tanah puncak seringkali dibagi ke dalam komponen horisontal dan vertikal. Percepatan tanah puncak arah horisontal pada umumnya lebih besar dari arah vertikal, tetapi pernyataan tersebut tidak selalu benar, terutama pada kondisi lokasi yang berdekatan dengan gempa besar. Percepatan tanah puncak merupakan parameter penting (dikenal juga sebagai besaran intensitas gempa) bagi rekayasa kegempaan.

Tidak seperti skala magnitudo Richter dan momen, percepatan tanah puncak bukan besaran yang mengukur energi total (magnitudo atau besar) gempa bumi, melainkan besaran yang mengukur seberapa kuat getaran tanah pada titik geografis tertentu. Berbeda dengan skala intensitas Mercalli yang menggunakan laporan dan observasi personal untuk mengukur intensitas gempa bumi, percepatan tanah puncak diukur oleh instrumen seperti akselerograf. Walaupun begitu, percepatan tanah puncak dapat memiliki korelasi dengan intensitas makroseismik pada skala Mercalli[2] meskipun korelasi ini memiliki ketidaktentuan yang besar.[3]

Percepatan horisontal puncak (bahasa Inggris: peak horizontal acceleration. disingkat PHA) merupakan percepatan tanah yang paling umum digunakan di dalam aplikasi kerekayasaan. Percepatan ini sering digunakan di dalam rekayasa kegempaan (seperti pada kode standar bangunan tahan gempa) dan pada umumnya diplot pada peta bahaya gempa.[4] Pada kejadian gempa bumi, kerusakan bangunan dan infrastruktur berkaitan lebih erat dengan gerak tanah yang diukur dalam percepatan tanah puncak dibandingkan dengan magnitudo gempa bumi itu sendiri. Pada gempa bumi berkekuatan menengah, percepatan tanah puncak menjadi penentu kerusakan. Sementara itu, pada gempa kuat, kerusakan lebih dipengaruhi oleh kecepatan tanah puncak.[2]

  1. ^ Douglas, J (2003-04-01). "Earthquake ground motion estimation using strong-motion records: a review of equations for the estimation of peak ground acceleration and response spectral ordinates" (PDF). Earth-Science Reviews. 61 (1–2): 43–104. Bibcode:2003ESRv...61...43D. doi:10.1016/S0012-8252(02)00112-5. 
  2. ^ a b "ShakeMap Scientific Background. Rapid Instrumental Intensity Maps". Earthquake Hazards Program. U. S. Geological Survey. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 June 2011. Diakses tanggal 22 March 2011. 
  3. ^ Cua, G.; et al. (2010). "Best Practices" for Using Macroseismic Intensity and Ground Motion Intensity Conversion Equations for Hazard and Loss Models in GEM1 (PDF). Global Earthquake Model. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 December 2015. Diakses tanggal 11 November 2015. 
  4. ^ European Facilities for Earthquake Hazard & Risk (2013). "The 2013 European Seismic Hazard Model (ESHM13)". EFEHR. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 December 2015. Diakses tanggal 11 November 2015. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search